![]() |
http://christiandwiwijaya.blogspot.com |
Ada hal ganjil sekaligus menggelikan saat koalisi
tolak perubahan Kurikulum 2013 membuka kurikulum inti dari Kementerian
Pendidikan. Pasalnya ada kesan dipaksakan saat beberapa nilai
bermasyarakat dimasukkan ke dalam ilmu pengetahuan alam. "Kami
menemukan kompetensi inti mengikat kompetensi dasar sehingga lucu-lucu, dikatakan membiasakan jujur, disiplin dan bertanggung jawab berkaitan
dengan fungsi kuadrat. Memiliki ketangguhan diri dan konsisten
menghadapi masalah kehidupan sebagai gambaran fungsi trigonometri. Itu
pelajaran kelas 1 SMA," kata Retno Listyarti dari Federasi Serikat Guru
di ICW, Jakarta (15/2).
Sebagai guru, Retno mengaku merasa
kebingungan karena tak ada instruksi khusus. Apalagi sampai saat ini
beberapa pedoman pendamping kurikulum belum juga ada. "Apa ini
yang dianggap kurikulum hebat? Tinggal 4 bulan lagi tapi barang enggak
ada, tidak d dokumen kurikulum resmi. Tidak ada ketentuan kurikulum,
belum ada pedoman bimbingan dan penilaian. Tampak dipaksakan untuk masuk
dalam sistem ini. Kami sebagai guru bingung kalau kita mengajarkan
model begini," lanjutnya.
Hal senada diungkapkan pemerhati
pendidikan Romo Benny Susetyo. Menurutnya, ilmu alam tidak bisa
disangkutpautkan seperti itu. Hal ini menunjukkan Kemendikbud memang
sengaja memaksakan meski kurikulum 2013 tidak jelas. "Ini
dilakukan tergesa-gesa dan menunjukkan ketidaksiapan. Melebur IPA dan
IPS itu memaksakan pluralisme ke dalam ilmu pengetahuan. Matematika
tidak bisa dikaitkan dengan keindonesiaan, justru itu menjadi bingung
dengan cara seperti ini. Perubahan kurikulum tidak jelas," tegasnya. Diketahui,
Juli nanti pemerintah tengah bersiap menerapkan Kurikulum 2013. Sebagai
langkah awal SD kelas 1-4 kemudian akan diperluas dan dilakukan
bertahap ke semua jenjang pendidikan.
Salah satu konten kurikulum
yang diubah adalah menyisipkan ilmu pengetahuan satu ke ilmu
pengetahuan lain. Selain itu untuk tingkatan SD ada pelajaran bersifat
tematik integratif sehingga tidak ada lagi pelajaran IPA maupun IPS.
Jika SD diperlakukan demikian, lain halnya SMA, mereka tidak lagi dibagi
dalam jurusan IPA, IPS maupun bahasa tapi mereka dibebaskan memilih
kelas layaknya mahasiswa perguruan tinggi.
Sumber : merdeka.com
0 komentar :
Posting Komentar